LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
ANALISIS
ANION
Disusun
oleh :
Kiki
Malinda
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAM ALAM
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS
AL-GHIFARI
BANDUNG
2016
BAB I
PRINSIP
DAN TUJUAN
1.1 Prinsip
Berdasarkan reaksi dengan zat
pengidentifikasi yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan warna, endapan
maupun nyala api yang spesifik.
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi adanya anion pada suatu sampel dan
membuat persamaan reaksi kimia yang berdasarkan percobaan
BAB
II
TEORI
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara
untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi
selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi
tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan
pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang
terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan
timbulnya gas (G. Svehla : 1985).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal
sebagai reaksi spesifik untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion
golongan III adalah AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah
bata (Ismail Besari : 1982).
Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus
lain yang terikat pada ion logam, yang dikelompokkan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti O2,
F2, CN-
2. Anion okso diskret seperti NO3-
dan SO42-
3. Anion polimer okso seperti
silikat atau fosfat kondensi
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa
banyak seperti oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3-
dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari : 1982).
Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang
bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam
transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4)
dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari :
1982).
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas
tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood :
1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang
berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan
atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan
menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk
dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982).
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik
seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah
dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan
anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan
menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion
ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam
kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk
memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi
anion bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari
satu sub golongan (G. Svehla : 1985).
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu
dalam bentuk senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium
mudah larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air,
sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau
memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa
ekstrak soda, kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim
: 2011).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi
kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan
reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji ynag
berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh.
Petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat
dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan,
dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif
dilakukan dengan cara basah (G. Svehla : 1985).
BAB III
ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
3.1 Alat
· 1 set tabung reaksi dan rak tabung
· Kaca arloji
· Spatel
· Kertas lakmus
· Bunsen
3.2 Bahan
· NaCl
· AgNO3 0,1 M
· NH4OH
· HNO3 0,1 N
· KBr
· HgCl2 0,1 M
· KI
· NaCO3
· KCN
· KOH
· FeSO4
· H2SO4 pekat
· NaNO2
· H3BO3
· Methanol
· NaSO4
· NH4SCN
· NaNO3
· FeSO 0,5 M
· BaCl2 0,1 M
3.3 Cara
Kerja
A. Analisis Anion golongan 1 :
1. CO32- dari
sampel Na2CO3
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml HgCl2 0,1 M dan amati perubahan
yang terjadi.
2. CN- dari sampel KCN
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian masukkan lakmus merah dan tambahkan beberapa ml KOH 0,1 M
hingga larutan bersifat basa lalu tambahkan 1 butir FeSO4 dan
beberapa tetes HCl pekat hingga terbentuk endapan
3. SCN- dari sampel NH4SCN
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml AgNO3 0,1 M lalu 0,5 ml NH4OH
dan HNO3 0,1 N. Amati setiap perubahan yang terjadi setelah
penambahan reagen.
4. NO2- dari
sampel NaNO2
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml FeSO4 0,5 M hingga terbentuk
cincin cokelat pada badang batas
5. BO33- dari
sampel H3BO3
a. Ke dalam cawan porselen atau kaca
arloji masukkan seujung spatel padatan H3BO3 kemudian
tambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat hingga basah lalu
tuangkan 2 ml methanol selanjutnya bakar campuran tersebut dan amati warna
nyala api yang dihasilkan.
6. SO42- dari
sampel Na2SO4
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml BaCl 0,1 M dan HCl 0,1 N. Amati setiap
perubahan yang terjadi setelah perubahan reagen.
7. SO32- dari
sampel Na2SO3
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml BaCl2 0,1 M lalu segera
tambahkan HCl 0,1 N dan amati perubahan yang terjadi.
B. Analisis Anion golongan 2 :
1. Cl- dari sampel NaCl
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml AgNO3 0,1 M kemudian 0,5 ml NH4OH
dan 0,5 ml HNO3 0,1 N. Amati setiap perubahan yang terjadi
2. Br- dari sampel KBr
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml AgNO3 0,1 M dan amati perubahan
yang terjadi.
3. I- dari sampel KI
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml HgCl2 0,1 M dan 0,5 ml KI M lalu
amati setiap perubahan yang terjadi setelah penambahan reagen.
4. CH3COO- dari
sampel CH3COONa
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dan 0,5
ml methanol lalu hirup bau yang dihasilkan.
5. NO3- dari
sampel NaNO3
a. Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5
ml sampel kemudian tambahkan 0,5 ml FeSO4 0,5 M lalu teteskan
beberapa tetes H2SO4 pekat hingga terbentuk cincin
cokelat pada badang batas.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil percobaan
A. Analisis Anion Golongan 1
No.
|
Cara
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
CO32-
dari sampel NaCO3
a. 0,5 ml NaCO3 + 0,5 ml
HgCl2 0,1 M
|
Warna
berubah menjadi cokelat kemudian berubah lagi menjadi bening dengan endapan
cokelat
|
2.
|
CN- dari sampel KCN
a. 0,5 KCN + beberapa ml KOH 0,1 M +
1 butir FeSO4 + beberapa tetes HCl pekat lalu masukkan lakmus
merah
|
Terjadi
perubahan warna kertas lakmus menjadi biru
|
3.
|
SCN-
dari sampel NH4SCN
a. 0,5 ml NH4SCN + 0,5 ml
AgNO3 0,1 M , 0,5 ml NH4OH + HNO3 0,1 N
|
NH4SCN
+ AgNO3 terjadi perubahan warna menjadi putih susu kemudian
ditambahn NH4OH menjadi putih bening dengan endapan ditambah HNO3
warna berubah menjadi kekuningan dengan endapan dan asap
|
4.
|
NO2-
dari sampel NaNO2
a. 0,5 ml NaNO2 + 0,5 ml
FeSO4 0,5 M hingga terbentuk cincin cokelat pada badang atas
|
Berwarna
kuning pekat dan ada endapannya
|
5.
|
BO33-
dari sampel H3BO3
a. 2 ml methanol + beberapa tetes H2SO4
pekat + padatan H3BO3 kemudian bakar campuran
|
Api
berubah warna menjadi warna hijau
|
6.
|
SO42-
dari sampel N2SO4
a. 0,5 ml N2SO4
+ 0,5 ml BaCl2 + 0,1 M + HCl 0,1 N
|
Terjadi
perubahan warna menjadi putih keruh dengan endapan putih
|
7.
|
SO32-
dari sampel NaSO3
a. 0,5 ml NaSO3 + 0,5 ml
BaCl2 0,1 M + HCl 0,1 N campur dengan segera
|
Na2SO3
+ BaCl warna berubah menjadi keruh ditambah HCl menjadi putih keruh
kebening-beningan
|
B. Analisis Anion Goilongan 2
No.
|
Cara
kerja
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
Cl-
dari sampel NaCl
a. 0,5 ml NaCl + 0,5 ml AgNO3
0,1 M + 0,5 ml NH4OH + 0,5 HNO3 0,1 N
|
Larutan
tetap jernih dan terdapat endapan berwarna putih
|
2.
|
Br-
dari sampel KBr
a. 0,5 ml KBr + 0,5 ml AgNO3
0,1 M
|
Warna
berubah menjadi putih susu ada endapan
|
3.
|
I-
dari sampel KI
a. 0,5 ml KI + 0,5 ml HgCl2
0,1 M + 0,5 ml KI 0,1 M
|
Terjadi
perubahan warna menjadi oranye
|
4.
|
CH3COO-
dari sampel CH3COONa
a. 0,5 ml sampel + 5 tetes H2SO4
pekat + 0,5 ml methanol lalu hirup bau yang dihasilkan
|
CH3COONa
+ H2SO4 pekat warna berubahn menjadi oranye kecoklatan
dan baunya menyengat kemudian ditambah methanol warna tetap tetapi baunya
menjadi hilang
|
5.
|
NO3-
dari sampel NaNO3
a. 0,5 ml NaNO3 + 0,5 ml
FeSO4 0,5 M + beberapa tetes H2SO4 pekat
hingga terbentuk cincin
|
Berwana
merah bata dan terbentuk cincin dibagian permukaan larutan
|
4.2.Pembahasan
Pada praktikum analisi anion ini,
sampel yang akan diuji yaitu Na2CO3, KCN, HN4SCN,
NaNO2, H3BO3 , N2SO4, Na2SO3,
NaCl, KBr , KI , CH3COONa , NaNO. Pengujian dilakukan dengan cara
meneliti atau mengamati sampel yang telah ditambahkan reagen akan mengalami
pengendapan atau tidak. Adapun reagen yang digunakan pada praktikum kemarin
adalah HgCl2, KOH, FeSO4, HCl pekat, AgNO3, H2SO4, methanol, BaCl, NH4OH, HNO3,
HgCl2.
Pada
percobaan yang pertama yaitu 0,5 ml NaCO3 + 0,5 ml HgCl2
0,1 M hasilnya warna berubah menjadi cokelat kemudian berubah lagi menjadi
bening dengan endapan cokelat.
Pada
percobaan kedua yaitu 0,5 KCN + beberapa ml KOH 0,1 M + 1 butir FeSO4
+ beberapa tetes HCl pekat lalu masukkan lakmus merah hasilnya terjadi
perubahan warna pada kertas lakmus menjadi biru.
Pada
percobaan ketiga yaitu 0,5 ml NH4SCN + 0,5 ml AgNO3 0,1 M
, 0,5 ml NH4OH + HNO3 0,1 N hasil yang didapat yaitu
ketika NH4SCN + AgNO3 terjadi perubahan warna menjadi
putih susu kemudian ditambahn NH4OH menjadi putih bening dengan
endapan ditambah HNO3 warna berubah menjadi kekuningan dengan
endapan dan asap.
Pada
percobaan keempat 0,5 ml NaNO2 + 0,5 ml FeSO4 0,5 M
hingga terbentuk cincin cokelat pada badang atas hasilnya terjadi perubahan
warna menjadi kuning pekat dan ada endapannya.
Pada
percobaan kelima 2 ml methanol + beberapa tetes H2SO4
pekat + padatan H3BO3 kemudian bakar campuran hasilnya
api berubah warna menjadi hijau.
Pada
percobaan keenam 0,5 ml N2SO4 + 0,5 ml BaCl2 +
0,1 M + HCl 0,1 N hasilnya terjadi perubahan warna menjadi putih keruh dengan
endapan putih.
Pada
percobaan ketujuh 0,5 ml NaSO3 + 0,5 ml BaCl2 0,1 M + HCl
0,1 N campur dengan segera hasilnya ketika Na2SO3 + BaCl
warna berubah menjadi keruh ditambah HCl menjadi putih keruh kebening-beningan.
Pada
percobaan kedelapan 0,5 ml NaCl + 0,5 ml AgNO3 0,1 M + 0,5 ml NH4OH
+ 0,5 HNO3 0,1 N hasilnya larutan tetap jernih dan terdapat endapan
berwarna putih.
Pada
percobaan kesembilan 0,5 ml KBr + 0,5 ml AgNO3 0,1 M hasilnya warna
berubah menjadi putih susu ada endapan.
Pada
percobaan kesepuluh 0,5 ml KI + 0,5 ml HgCl2 0,1 M + 0,5 ml KI 0,1 M
hasilnya terjadi perubahan warna menjadi oranye.
Pada
percobaan kesebelas 0,5 ml sampel + 5 tetes H2SO4 pekat +
0,5 ml methanol lalu hirup bau yang dihasilkan dan hasilnya adalah ketika CH3COONa
+ H2SO4 pekat warna berubahn menjadi oranye kecoklatan
dan baunya menyengat kemudian ditambah methanol warna tetap tetapi baunya
menjadi hilang.
Pada
percobaan terakhir 0,5 ml NaNO3 + 0,5 ml FeSO4 0,5 M +
beberapa tetes H2SO4 pekat hingga terbentuk cincin
hasilnya warna menjadi merah bata dan terbentuk cincin dibagian permukaan
larutan.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami
lakukan dapat di simpulkan :
1.
Golongan sulfat : SO42-,
SO32-, PO43-, Cr2O42-,
BO33-, AsO43-, AsO33-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2.
Golongan halida : Cl- Br-,
I, S2-. Anion ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam
(HNO3).
3.
Golongan nitrat : NO3-,
NO2-, C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut dalam NO3-, NO2-,
CH3OO-.
DAFTAR PUSTAKA
http://arifinbudi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikum-kimia-analisis-anion.html
LAMPIRAN