LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
“
PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS “
Disusun
oleh :
Kiki
Malinda
UNIVERSITAS
AL GHIFARI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
FARMASI
BANDUNG
2016
BAB I
TUJUAN DAN PRINSIP
PERCOBAAN
1.1
Tujuan Percobaan
Menentukan
kerapatan dan bobot jenis bermacam-macam zat.
1.2
Prinsip Percobaan
Menetapkan
massa dan bobot jenis dengan cara memasukkan sampel seperti kedalam alat yang akan digunakan yaitu piknometer,
kemudian dihitung bobot jenisnya.
BAB
II
DASAR TEORI
Keadaan bahan secara keseluruhan secara mudah dapat dibagi menjadi
zat padat dan fluida. Zat padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya, sementara
fluida tidak mempertahankan bentuknya tetapi mengalir. Fluida meliputi cairan, yang mengalir dibawah pengaruh
gravitasi sampai menempati daerah terendah yang mungkin dari penampungnya, dan
gas, yang mengembang mengisi penampungnya tanpa peduli bentuknya. Perbedaan antara
zat padat dan cairan tidak tajam. Walaupun es dianggap sebagai zat padat,
aliran sungai es sangat dikenal. Demikian pula kaca, dan bahkan batu dibawah tekanan
yang besar, cenderung mengalir sedikit untuk periode waktu yang panjang
(Petrucci, 1999).
Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahanya bergantung pada
suhu untuk padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan
dari massa (m) suatu bahan terhadap volumenya. Atau bobot jenis adalah suatu karakteristik
bahan yang penting yang digunakan untuk pengujian identitas dan kemurnian dari bahan
obat dan bahan pembantu, terutamadaricairandanzat-zat bersifat seperti malam.
(Rudolf, Voigt., 1994)
Bobot
jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume
zat pada suhu tertentu (biasanya 25o C). Rapat jenis (specific gravity) adalah perbandingan
antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu (biasanya dinyatakan sebagai
25o /25o, 25o/4o, 4o,4o). Untuk bidang farmasi biasanya 25o/25o. (Tim asisten UNHAS.,
2008)
Kerapatan atau densitas adalah massa per satuan. Satuan umumnya
adalah kilogram per meter kubik, atau ungkapan
yang umum, gram per sentimeter kubik, atau gram per milliliter.
Pernyataan awal mengenai kerapatan adalah bobot jenis. Satuannya sudah kuno dan
sebaiknya tidak dipakai lagi. Penjelasan berikut diberikan sebagai petunjuk.
(Brescia, dkk., 1975)
Kerapatan berubah dengan perubahan temperatur (dalam banyak kasus,
kerapatan menurun dengan kenaikan temperatur, karena hampir semua substansi mengembang
ketika dipanaskan). Konsekuensinya, temperatur harus dicatat dengan nilai kerapatannya.
Sebagai tambahan, tekanan gas harus spesifik (Stoker., 1993).
BAB
III
ALAT BAHAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat Dan Bahan
Alat
:
-
Piknometer
-
Timbangan
-
Pipettetes
Bahan
:
-
Air
-
Etanol
-
Aseton
-
Kloroform
-
ZnO
-
Paracetamol
-
AsamSalisilat
-
Acetosal
3.2 ProsedurPercobaan
A. Penentuan
Volume Piknomter Pada Suhu Percobaan
1. Timbang
piknometer yang bersih dan kering dengan seksama.
2. Isi
piknometer dengan air hingga penuh
3. Piknometer
ditutup, pipa kapilernya dibiarkan terbuka dan suhu airnya dibiarkan naik sampai
mencapai suhu percobaan, lalu pipa kapiler piknometer ditutup.
4. Biarkan
suhu dalam piknometer mencapai suhu kamar air yang menempel diusap dan ditimbang
dengan seksama.
5. Lihat
dalam table, berapa kerapatan air pada suhu percobaan yang digunakan untuk menghitung
voume air = volume piknometer.
Cara
Perhitungan :
Bobot piknometer + air = a + b gram
Bobot Piknometer kosong = a gram
Bobot air = b
gram
Dari
tabel diketahui kerapatan air pada suhu perobaan = ρ
air
Volume piknometer = b
gram/ml-1

= b
ml
= VP ml
B. Penentuan
Kerapatan Zat Cair X (Etanol, Aseton dan Kloroform)
a. Lakukan
penimbangan zat X dengan menggunakan piknometer yang sama seperti percobaaan A,
misal bobot C = c gram
b.
Kerapatan
zat cair X = c gram =
gram ml-1

VpmlVp
C. Penentuan
Kerapatan Zat Padat Yang Kerapatannya Lebih Besar Dari Pada Air
a. Lakukan
penimbangan zat padat yang akan ditentukan kerapatannya, misalnya = x gram
b. Masukkan
zat padat tersebut ke dalam piknometer yang sama lalu diisi penuh dengan air.
c. Lakukan
penimbangan dengan memperhatikan suhu percobaan sama seperti percoban 1A.
Misalkan bobotnya = d gram
d. Perhitungan
:
1. Bobot
piknometer + zat padat + air = d gram
Bobot zat padat =
x gram

Bobot air + piknometer = (d – x)
gram
Bobot air = (d – x – a)
gram
2. Bobot
air yang ditumpahkan oleh adanya zat padat =
(b – (d-x-a)) gram atau (b-d + x + a)
3. Volume
air yang ditumpahkan = volume zat padat =

Kerapatan zat padat = 

=
gram ml-1

D. Bobot
Jenis
1. Bobot
piknometer kosong = 11, 5 gram
2. Bobot
piknometer + air = 21,6 gram
3. Bobot
piknometer + etanol = 19,9 gram
4. Bobot
piknometer + aseton = 19,5 gram
5. Bobot
piknometer + kloroform = 26,5 gram
6. Bobot
piknometer + ZnO + air = 22,3 gram
7. Bobot
piknometer + Paracetamol + air = 21,7 gram
8. Bobot
piknometer + AsamSalisilat + air = 20,8 gram
9. Bobot
piknometer + Acetosal + air = 22,3 gram
10. Lihat
dalam table
a. Kerapatan
air pada suhu percobaan = 0,98 gram
ml-1
b. Bobot
jenis etanol pada suhu percobaan = 0,84 gram
ml-1
c. Bobot
jenis aseton pada suhu perobaan = 0,81 gram
ml-1
d. Bobot
jenis kloroform pada suhu percobaan = 1,52 gram
ml-1
BAB
IV
HASIL
PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Zat
|
Harga
Experimental
|
HargaResmi
|
Air
|
0,98 gram/ ml-1
|
1 gram/ml
|
Etanol
|
0,84 gram/ ml-1
|
0,78 gram/ml
|
Aseton
|
0,81 gram/ ml-1
|
0,79 gram/ml
|
Kloroform
|
1,52 gram/ ml-1
|
1,49 gram/cm3
|
ZnO
|
1,06 gram/ ml-1
|
5,61 gram/cm3
|
Paracetamol
|
1,01 gram/ ml-1
|
1,26 gram/cm3
|
AsamSalisilat
|
0,92 gram/ ml-1
|
1,44 gram/cm3
|
Acetosal
|
1,008 gram/ ml-1
|
1,4 gram/cm3
|
PERHITUNGAN
:
1. Asetosal
Bobot
piknometer + zat padat + cair = 22,3 gram
Bobot
zat padat (Asetosal) = 1,008 gram
Bobot
air + piknometer = 21,292 gram
Bobot
air = 9,492 grambobot air yang ditumpahkan oleh adanya zat padat = 0,308 gram
Volume
air yang ditumpahkan = volume zat padat = 9,8 – 22,3 + 1,008 = 0,314 gram
0,98
Kerapatan
zat padat = 0,98 = 31,81 gram
0,308
2. ZnO
Bobot piknometer + ZnO + air = 22,3
gram
Bobot zat padat =1,015 gram
Bobot air + piknometer = 21,285
gram
Bobot air = 9,585 gram
Bobot air yang ditumpahkan karena
zat padat = 1,015 gram
Volume air yang ditumpahkan =
volume zat padat = 0,958 gram
Kerapatan zat padat = 10,44 gram
3. Parasetamol
Bobot piknometer + PCT + air = 21,7
gram
Bobot zat padat =1,005 gram
Bobot air + piknometer = 20,695
gram
Bobot air = 9,095 gram
Bobot air yang ditumpahkan karena
zat padat = 1,005 gram
Volume air yang ditumpahkan =
volume zat padat = 0,995 gram
Kerapatan zat padat = 10,05 gram
4. Asam
Salisilat
Bobot piknometer + As.Salisilat +
air = 20,8 gram
Bobot zat padat =1,013 gram
Bobot air + piknometer = 19,787
gram
Bobot air = 9,187 gram
Bobot air yang ditumpahkan karena
zat padat = 1,101 gram
Volume air yang ditumpahkan =
volume zat padat = 1,013 gram
Kerapatan zat padat = 9,082 gram
4.2 Pembahasan
Dalam bidang
farmasi kerapatan dan berat jenis suatu zat atau cairan digunakan sebagai salah
satu metode analisis yang berperan dalam menentukan senyawa cair, digunakan
pula untuk uji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk
cairan, serta dapat pula diketahui tingkat kelarutan/daya larut suatu zat. alat
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu piknometer. Piknometer digunakan untuk
mencari bobot jenis dan hidrometer digunakan untuk mencari rapat jenis.
Piknometer biasanya terbuat dari kaca untuk erlenmeyer kecil dengan kapasitas
antara 10ml-50ml..
Untuk melakukan percobaan penetapan
bobot jenis, piknometer dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian
dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi.
Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena
biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan,
sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya
juga mempengaruhi nilai bobot jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas
memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah menguap dan
bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan
baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri.
Piknometer kemudian dikeringkan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengembalikan piknometer pada bobot sesungguhnya. Setelah itu
didiamkan sampai dingin dalam baskom berisi air es. Akhirnya piknometer
ditimbang pada timbangan analitik dalam keadaan kosong. Setelah ditimbang
kosong, piknometer lalu diisikan dengan sampel mulai dengan aquadest, sebagai
pembanding nantinya dengan sampel yang lain. Akhirnya piknometer yang berisi
sampel ditimbang.Hal
tersebutdilakukanuntuksampel alcohol, aseton, kloroform, dan zat padat (ZnO,
Paracetamol, asamsalisilat dan asetosal yang ditambahkan dengan aquadest).
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini
didapatkan hasil :
Volume
piknometer pada suhu percobaan adalah 10 ml kerapatan dan berat jenisnya :
·
Kerapatan
air pada suhu percobaan : 0,08 gr/ml
·
Bobot
jenis etanol pada suhu percobaan : 0,84 gr/ml
·
Bobot
jenis aseton pada suhu percobaan : 0,81 gr/ml
·
Bobot
jenis kloroform pada suhu percobaan : 1,52 gr/ml
·
Bobot
piknometer + peluru + air :
§ ZnO : 1,06 gr/ml-1
§ Parasetamol : 1,01 gr/ml-1
§ Asam Salisilat : 0,92 gr/ml-1
§ Asetosal : 1,008 gr/ml-1
Sedangkan
menurut literatur :
·
Air
: 1 gr/ml
·
Etanol
: 0,78 gr/ml
·
Aseton
: 0,79 gr/ml
·
Kloroform
: 1,49 gr/cm3
·
ZnO
: 5,61 gr/cm3
·
Asam
Salisilat : 1,44 gr/cm3
·
Asetosal
: 1,4 gr/cm3
Jadi
nilai kerapatan dari bobot jenis yang mendekati adalah nilai kerapatan sejati
Terdapat
penyimpangan hasil dalam percobaan ini. Factor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan
yaitu :
1.
Adanya
kontaminan
2.
Kemurnian
zat
3.
Suhu
4.
Proses
penyimpanan
5.
Cara
pengerjaan
6.
Kebersihan
What is 1xBet Korean Sportsbook? - Legitbet
BalasHapusHow to Register at 1xBet. Asianbook is a great way to join deccasino a team, and it's very easy to get started. 1xbet korean The betting 바카라 site is well established, and